Senin, 17 Oktober 2016

flora di indonesia

Flora di Indonesia bagian Barat, Timur dan Tengah


Menurut sejarah dahulu kala dunia ini hanya terdapat satu benua yaitu pengea. Kemudian karena adanya proses tektonik dari dalam perut bumi yang menyebabkan pergerakan lempeng bumi di bagian lapisan atmosfer dan kemudian berdampak pada pergesera daratan yang ada di atasnya. Benua yang tadinya satu kemudian bergeser dan menjadi bentuk benua seperti keadaan yang bisa dilihat saat ini. daerah Indonesia bagian barat dulunya menyatu dengan daratan asia dan wilayah Indonesia bagian timur berada satu dengan benua Australia. Oleh karena itu flora dan fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian barat hampir sama dengan yang ada di benua asia dan flora fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian timur hampir sama dengan yang ada di benua Australia.

Persebaran flora
Persebaran flora (dunia tumbuhan) di Indonesia juga terbagi menjadi tiga wilayah yaitu bagian barat, timur dan tengah atau peralihan. Setiap wilayah memiliki karakterisktik masing-masing yang khas dan berbeda satu sama lainnya. Keadaan flora dan fauna yang di lindungi di Indonesia saat ini jumlahnya sudah semakin menyusut karena adanya eksploitasi hutan yang dilakukan oleh manusia. Menurut ahli biologi dari belanda Van Steenis di Indonesia setidaknya terdapat kurang lebih 4000 jenis pohon, 1500 jenis tumbuhan pakis-pakisan dan terdapat 5000 jenis bunga anggrek. Bukan itu saja bahkan van steenis mengelompokan terdapat kurang lebih 25.000 jenis tanaman yang memiliki bunga dan kurang lebih 1,700 tumbuhan yang tidak memiliki bunga.
Flora di Indonesia mencapai 10% dari yang ada di dunia, lumut dan ganggang yang ada di Indonesia mencapai 35.000 jenis. 40% dari flora di Indonesia merupakan flora endemik yang hanya bisa ditemukan di Indonesia saja dengan total jenisnya sebanyak 202 dan 59 diantaranya berada di pulau Kalimantan. Vegetasi anggrek merupakan vegetasi yang terbesar di dalam flora ini. Dengan fakta ini menjadikan Indonesia merupakan negara yang memiliki jenis Flora di Indonesia bagian Barat, Timur dan Tengah :
1. Flora di wilayah bagian Barat (Paparan Sunda)
Jika di Kalimantan terdapat 59 jenis flora endemik maka di paparan sahul ini terdapat 10 jenis tumbuhan endemik yang hanya bisa tumbuh di daerah paparan sahul saja. wilayah paparan sahul meliputi pulau Kalimantan, sumatera dan jawa yang memiliki hutan hujan tropis terbesar dan terluas di dunia. flora di paparan sunda terbagi menjadi tiga macam yaitu flora endemik seperti bunga bangkai atau raflesia arnoldi yang hanya terdapat di wilayah Bengkulu, jambi, dan sumatera selatan serta bunga anggrek tien Suharto yang hanya ada di wilayah sumatera utara. Selanjutnya flora khas paparan sunda adalah pada bagian pantai timur di dominasi hutan mangrove dan rawa gambut. Kemudian flora di bagian pantai barat didominasi oleh meranti-merantian, rawa gambut, kemuning, rotan dan hutan rawa air tawar. (baca : ciri ciri hutan hujan tropis)
2. Flora di wilayah bagian Timur (Paparan Sahul)
Flora atau tumbuhan sahul yang ada di wilayah Indonesia bagian timur atau bisa juga disebut dengan flora australis. Mengapa disebut dengan flora australis? Hal ini dikarenakan seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya bahwa wilayah Indonesia bagian timur dahulu menyatu dengan benua australia sehingga jenis floranya juga hampir sama. Wilayah flora sahul meliputi daerah pulau papua dan beberapa pulau-pulau kecil disekitarnya.
Hutan sahul memiliki ciri-ciri seperti sama dengan hutan Australia wilayah utara dengan beribu-ribu jenis tumbuhan dengan daunnya yang lebat dan hijau, ketinggian pohon di wilayah ini bisa mencapai 50 meter tingginya.Karena lebatnya daun pohon di hutan sahul membuat sinar matahari tidak menembus tanah sehingga kelembapan dan memiliki ciri ciri air tanah yang baik dan membuat tanah subur dengan organisme yang ada di dalamnya. Karena hal ini pula terdapat banyak tumbuhan merambat atau epifit.
Pohon-pohon yang menghasilkan kualitas kayu yang sangat berkualitas tumbuh di hutan ini seperti :
  • Pohon besi, cemara, merbau, jati dan eben hitam.
  • Di daerah pesisir pantai terdapat hutan mangrove yang sangat lebat dan sangat bagus untuk keamanan pantai. Sedangkan di daerah rawa terdapat pohon sagu yang merupakan makanan pokok daerah papua.
  • Tumbuhan endemik di daerah tersebut diantaranya adalah pohon Rhododendron. Secara garis umum jenis flora yang ada di parapan sahul meliputi pohon sagu, hutan hujan tropic dan jenis pemetia pinnata.
  • 3. Flora daerah tengah atau peralihan
    Seperti dengan namanya flora ini terletak di wilayah tengah atau peralihan dari wilayah timur dan barat. Wilayah yang termasuk di dalamnya adalah wilayah pulau Sulawesi, Maluku dan nusa tenggara. Di pulau Sulawesi setidaknya terdapat 4.222 jenis flora yang memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan yang ada di Flipina, Maluku, nusa tenggara, dan jawa. Flora di bagian peralihan ini jika terdapat di pantai akan mirip dengan yang ada di papua namun untuk flora yang berada di gurun sangat mirip dengan yang ada di Kalimantan.
    Jenis flora endemik di wilayah ini adalah kayu ebonu atau yang biasa dikenal dengan kayu besi di pulau Sulawesi. Saat ini kayu eboni atau kayu besi masuk dalam jajaran flora yang dilindungi karena sudah terancam punah keberadaannya. Kualitas kayu yang kuat dan awet membuatnya memiliki harga mahal.

    Perbedaan Flora Wilayah Paparan Sahul dan Paparan Sunda

    Berikut perbedaan flora yang tumbuh di daerah Paparan Sahul dan Paparan sunda yang memiliki berbagai macam perbedaan yang tidak di miliki di masing-masing wilayah tersebut.
    Berikut adalah penjelasannya :
    • 1. Flora Paparan Sunda
    • 2. Flora di wilayah Paparan Sahul
    • Sedikit jenis tumbuhan matoa (Pometia Pinnata)
    • Terdapat berbagai jenis tumbuhan yang sejenis dengan nangka (Arcotapus ssp)
    • Tidak ada hutan kayu putih atau eucalyptus
    • Tidak ada tumbuhan jenis sagu
    • Terdapat berbagai jenis rotan
    • Sangat banyak tumbuhan jenis meranti-merantian
    Setelah kita mengetahui mengenai perbedaan Paparan Sunda dan Paparan Sahul, kita akan menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran flora di Indonesia, yaitu faktor fisik atau biotic.
    Berikut adalah penjelasan mengenai faktor fisik dan faktor abiotik :
    1. Faktor fisik
    Ada faktor fisik yang mempengaruhi flora yang hidup di bumi, beberapa faktor fisik yang memerlukan adaptasi dengan lingkungan dimana flora tersebut hidup dan berkembang biak.
    Berikut adalah penjelasan dari faktor fisik yang mempengaruhi flora :
    • Iklim – Faktor iklim sangat erat kaitannya dengan suhu udara dan jumlah curah hujan yang ada di daerah tersebut. Daerah yang memiliki curah hujan tinggi biasanya akan memiliki hutan yang lebat dengan pohon menjulang tinggi dan berdaun hijau. Karena lebatnya daun ini, sinar matahari sukar menembus tanah mengakibatakan kelembapan tanah yang baik untuk pertumbuhan tumbuhan kecil seperti jamur dan bunga-bunga. Untuk daerah yang memiliki tingkat curah hujan rendah tidak memiliki hutan yang lebat melainkan tanahnya akan kering sehingga tumbuhan yang dapat hidup hanya sedikit saja. contohnya di daerah nusa tenggara yang curah hujan rendah tidak terdapat hutan lebat. (baca : manfaat curah hujan yang tinggi)
    • Suhu udara – Suhu udara sangat berpengaruh pada tumbuh kembang tumbuh-tumbuhan itu sendiri. Semakin tinggi suatu tempat maka akan semakin rendah suhu udaranya begitu pula sebaliknya. jadi, tanaman akan tumbuh saat suhu udaranya sesuai dengan perkembangannya. Misalnya pohon teh akan tumbuh subur pada suhu udara dingin sedangkan semangka akan tumbuh subur pada tempat yang suhu udaranya tinggi.
    • Tanah dan relief – Jenis jenis tanah dan relief ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan flora itu sendiri. Misalnya tekstur tanah yang kasar dan merupakan tanah kapur hanya bisa ditumbuhi tumbuhan tertentu yang kuat sepert pohon jati, pinus dan lainnya.
    • Air – Air merupakan faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan flora karena merupakan jenis jenis sumber daya alamutama makanan flora selain sinar matahari. Berdasarkan kebutuhan air yang dibutuhkan oleh tanaman akan dibedakan menjadi 3 golongan yaitu:
    • Xerofita – Merupakan tumbuh-tumbuhan yang bisa tumbuh di daerah yang panas dan kering atau kandungan air di dalam tanahnya sedikit. Contoh, kaktus yang hidup di gurun.
    • Hidrofita –  Merupakan tumbuhan yang dapat hidup di daerah yang banyak air atau basah bahkan hidup diatas air. Contohnya saja teratai dan enceng gondok.
    • Mesofita – Adalah tumbuhan yang dapat hidup di daerah yang sedang tidak terlalu banyak airnya namun juga tidak sedikit seperti di hutan tropis.
    • Geologi – Faktor yang satu ini berkaitan dengan pembentukan bumi karena adanya pergeseran lempeng atau paparan. Seperti misalnya paparan sahul dan pulau Australia masih memiliki jenis flora yang hampir sama dan flora bagian sumatera dengan Kalimantan memiliki kemiripan 50%. (baca : manfaat letak geologis)
    Persebaran flora dan fauna di Indonesia maupun di dunia juga sangat dipengaruhi oleh faktor biotik. Faktor biotik di sini adalah hewan dan manusia, hewan mampu berperan dalam persebaran flora karena membawa biji flora dan membawanya ke tempat lain sehingga biji tumbuhan tersebut bisa tumbuh di tempat lain. Sedangkan untuk manusia perannya sangat besar karena manusia mampu memindahkan tumbuhan dengan cepat dan dengan jumlah yang besar. Misalnya saja di daerah perkotaan tidak ada tumbuhan tertentu kemudian manusia membawa bibitnya dan kemudian menanamnya di kota sehingga tumbuhan tersebut dapat tumbuh. Manusia juga bisa mengubah ruang publik untuk kehidupan lingkungan dengan mengubahnya menjadi lebih Baik atau justru merusaknya.
  • sumber:ilmugeografi

cagar alam di indonesia

Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhansatwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.[1]
Contoh kawasan yang dijadikan cagar alam di Indonesia adalah Cagar Alam Pananjung Pangandaran di Jawa BaratCagar Alam Nusakambangan Barat dan Cagar Alam Nusakambangan Timur di Jawa Tengah.
Di Indonesia, cagar alam adalah bagian dari dari kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam), maka kegiatan wisata atau kegiatan lain yang bersifat komersial, tidak boleh dilakukan di dalam area cagar alam. Sebagaimana kawasan konservasi lainnya, untuk memasuki cagar alam diperlukan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi). SIMAKSI bisa diperoleh di kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.
Dengan dibangunnya cagar alam maka sumber daya alam berupa flora dan fauna dapat dilindungi dengan baik oleh negara.
Cagar Alam di Indonesia Beserta Flora dan Fauna yang Dilindungi di dalamnya :
1. Cagar alam Gunung Leuser di Nangroe Aceh Darussalam
Jenis flora yang dilindungi di lokasi ini adalah daun payung raksasa (Johannesteijsmannia altifrons), bunga (Rafflesia atjehensis dan R. micropylora), serta Rhizanthes zippelnii. Sedangkan jenis fauna yang dilindungi meliputi mawas atau orang utan (Pongo abelii), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), kambing hutan (Capricornis sumatraensis), rangkong (Buceros bicornis), rusa sambar (Cervus unicolor), dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis sumatrana).
2. Cagar alam Batang Gadis di Sumatera Utara
Jenis flora yang dilindungi adalah bunga Padma (Rafflesia sp). Untuk jenis fauna yang dilindungi meliputi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae),  kambing  hutan (Naemorhedus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), kucing hutan (Catopuma temminckii), kancil (Tragulus javanicus), binturong (Arctitis binturong) beruang madu (Helarctos malayanus), rusa (Cervus unicolor) dan kijang (Muntiacus muntjac)dan landak (Hystix brachyura), amfibi tak berkaki (Ichtyopis glutinosa),  katak bertanduk tiga (Megophyris nasuta).
3. Cagar alam Siberut di Sumatera Barat
Jenis fauna yang dilindungi di cagar alam ini meliputi bokkoi (Macaca pagensis), lutung mentawai/joja (Presbytis potenziani siberu), bilou (Hylobates klossii), dan simakobu (Nasalis concolor siberu).
4. Cagar alam Kerinci Sebrat di Jambi
Jenis flora yang dilindungi di cagar alam ini meliputi pinus kerinci (Pinus merkusii strain Kerinci), kayu pacat (Harpulia alborea), bunga raflesia (Rafflesia arnoldi dan R. hasseltii), dan bunga bangkai (Amorphophallus titanum dan A. decus-silvae). Sedangkan jenis fauna yang dilindungi di antaranya burung rangkong (Buceros rhinoceros sumatranus), julang (Aceros undulatus undulates), burung gading (Rhinoplax vigil), kucing emas (Catopuma temminckii temminckii).
5. Cagar alam Bukit Tiga Puluh di Riau 
Jenis flora yang dilindungi meliputi jelutung (Dyera costulata), getah merah (Palaquium spp.), pulai (Alstonia scholaris), kempas (Koompassia excelsa), rumbai (Shorea spp.), cendawan muka rimau/raflesia (Rafflesia hasseltii), jernang atau palem darah naga (Daemonorops draco), dan berbagai jenis rotan. Untuk jenis fauna yang dilindungi di antaranya harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus).
sumber: ilmugeografi

Suaka margasatwa

Suaka margasatwa

Suaka margasatwa(Suaka: perlindungan; Marga: turunan; satwa: hewan[1]) adalah kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan/ atau memiliki keunikan jenis satwa yang membutuhkan perlindungan/ pembinaan bagi kelangsungan hidupnya terhadap habitatnya. [2]
Daerah suaka margasatwa biasanya ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional[3].
Pelestarian dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Adanya taman nasional dan cagar alam menjadi media dan sarana bagi pelestarian serta perlindungan jenis flora dan fauna khas di Indonesia. Melalui adanya upaya konservasi diharapkan keberadaan flora dan fauna tersebut tetap terjaga dari ambang kepunahan sehingga kelestarian keanekaragaman hayati flora dan fauna Indonesia tetap terjaga pada masa yang akan datang[4].

sumber:wikipedia.org

hutan sumber tumbuhan obat

HUTAN SEBAGAI SUMBER TUMBUHAN OBAT

Sebagai Bangsa Indonesia, kita mestinya bersyukur karena dikaruniai ribuan pulau dan laut yang luas tempat hidup dan berkembangnya beranekaragam jenis flora dan fauna yang menjadi penyedia berbagai bahan pangan dan kebutuhan dasar manusia. Meskipun hanya menempati 1,3% daratan dunia namun di dalamnya terdapat sekitar 17% spesies yang ada di bumi. Hutan Indonesia ditumbuhi 11% spesies tanaman, dihuni 12% mamalia, 15% reptil dan amfibi dan 17% burung. Hutan-hutan tersebut juga memberikan banyak macam produk seperti kayu, buah, sayuran, kacang-kacangan, rempah-rempah, obat-obatan, parfum, minyak, biji-bijian, makanan ternak, serat, bahan pewarna, bahan pengawet dan pestisida. Lebih dari 6.000 spesies tanaman dan hewan digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Indonesia merupakan salah satu di antara tiga negara mega-biodiversity di dunia yang memiliki berbagi spesies tanaman pangan dan obat tradisional. Ada lebih 100 spesies tanaman biji-bijian, sagu dan umbi-umbian penghasil tepung dan gula. Juga lebih dari 100 spesies tanaman kacang-kacangan sebagai sumber protein dan lemak. 450 spesies tanaman buah-buahan sumber vitamin dan mineral. Tersedia lebih dari 250 spesies tanaman sayur-sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral. 70 spesies tanaman bumbu dan rempah-rempah. Juga 40 spesies tanaman bahan minuman dan 940 spesies tanaman bahan obat tradisional.
Hutan tropis yang sangat luas beserta keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya merupakan sumber daya alam yang tak ternilai harganya. Indonesia juga dikenal sebagai gudangnya tumbuhan obat (herbal) sehingga mendapat julukan live laboratory.
Kita boleh berbangga dengan kekayaan herbal yang tidak dimiliki oleh negara lain. Sekitar 30.000 jenis tumbuhan obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan produk herbal yang kualitasnya setara dengan obat modern. Akan tetapi, sumber daya alam tersebut belum dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species tumbuhan obat yang dimanfaatkan dan diteliti sebagai obat tradisional. Beberapa spesies tumbuhan obat yang berasal dari hutan tropis Indonesia justru digunakan oleh negara lain. Sebagai contoh adalah para peneliti Jepang yang telah mematenkan sekitar 40 senyawa aktif dari tanaman yang berasal dari Indonesia (Suara Pembaruan, 26 Maret 2005). Bahkan beberapa obat-obatan yang bahan bakunya dapat ditemukan di Indonesia telah dipatenkan dan diproduksi secara besar-besaran di negara lain sehingga memberi keuntungan yang besar bagi negara tersebut.
Sebuah survei terhadap 150 jenis obat beresep yang umum digunakan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 57 persen mengandung sedikitnya satu senyawa aktif yang didapat dari alam. Sebagian besar di antaranya didapat dari hutan tropis, antara lain adalah senyawa kontrasepsi, pengendur otot, senyawa anti bakteri, aprodisiak, dan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gagal jantung, malaria, kanker, dan penyakit lainnya.

Penduduk asli di hutan tropis memiliki pengetahuan yang luar biasa tentang tumbuhan obat-obatan, dan di sejumlah besar wilayah penyembuhan tradisional merupakan penyedia jasa pelayanan kesehatan yang utama. Bukti kemampuan pengobatan tradisional makin berkembang, dan tumbuhan obat-obatan dari wilayah tropis kini digunakan di seluruh dunia.
Tabel Tanaman obat yang berpotensi untuk sumber bahan obat modern di Indonesia
No Species tanaman Bagian yang digunakan Indikasi khasiat
1 Benalu teh (Loranthus spp) Tangkai daun Anti kanker
2 Brotowali (Tinospora crispa L.) Tangkai daun Anti malaria, kencing manis
3 Bawang putih (Allium sativum L.) Umbi Anti jamur, penurun lemak darah
4 Ceguk/wudani (Quisqualis indica L.) Biji Obat cacing
5 Delima putih (Punica granatum L.) Kulit buah Anti kuman
6 Dringo (Acorus calamus L.) Umbi Obat penenag
7 Handeuleum/daun wungu (Grapthophyllum pictum Griff.) Daun Wasir atau ambeien
8 Ingu (Ruta graveolens L.) Daun Anti kuman, penurun panas
9 Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Rimpang Penghilang nyeri, anti piretik, anti radang
10 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingk.) Buah Obat batuk
11 Jati belanda (Guazoma ulmifolia Lamk.) Daun Penurun kadar lemak darah
12 Jambu biji/klutuk (Psidium guajava L.) Daun Anti diare
13 Jambu mente (Anacardium occidentale L.) Daun Penghilang nyeri
14 Kunyit (Curcuma domestica Val.) Rimpang Radang hati, radang sendi, anti septik
15 Kejibeling (Strobilanthes crispus Bl.) Daun Obat batu ginjal, pelancar air seni
16 Katuk (Sauropus androgynus Merr.) Daun Pemacu produksi air susu ibu
17 Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) Daun Pelancar air seni
18 Legundi (Vitex trifolia L.) Daun Anti kuman
19 Labu merah (Curcubita moschata Duch) Biji Obat cacing pita
20 Pepaya (Carica papaya L.) Getah, daun, biji Sumber enzim papain, anti malaria, kontrasepsi pria
21 Pegagan/kaki kuda (Centella asiatica Urban) Daun Pelancar air seni, anti kuman, anti tekanan darah tinggi
22 Pala (Myristica fragrans Houff.) Buah Penenang
23 Pare (Momordica charantia L.) Buah, biji Kencing manis, kontrasepsi pria
24 Saga telik (Abrus precatorius L.) Daun Sariawan usus
25 Sembung (Blumea balsamifera D.C.) Daun Penghilang nyeri, penurun panas
26 Sidowayah (Woodfordia floribunda Salisb.) Daun Anti kuman, pelancar air seni
27 Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) Seluruh bagian Anti kuman, obat kencing manis
28 Seledri (Alpium graveolens L.) Seluruh bagian Anti tekanan darah tinggi
29 Sirih (Piper betle L.) Daun Anti kuman
30 Temu lawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.) Rimpang Obat radang hati kronis
31 Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Daun Pelancar air seni, obat penghancur batu ginjal

Tabel Contoh tipe ekosistem hutan dataran rendah dan jenis tanaman obat
Tipe ekosistem hutan Jenis tanaman obat Keterangan
1. Hutan hujan dataran rendah Pasak bumi (Eurycoma longifolia), Akar kuning (Arcangelisia flava), Kamfer (Dryobalanops aromatica), Kepayang (Scaphium macropodum), Tabat barito (Ficus delteidea), Kemiri (Aleurites moluccana) Kedawung (Parkia roxburghii) dan Gaharu (Aqularia malaccensis) < 1000 m dpl; keanekaragaman paling tinggi; beriklim basah; terutama di Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya
2. Hutan pantai Bintangur (Calophyllum inophylum), Keben (Barringtonia asiatica), Waru (Hibiscus tilliaceus) dan Ketapang (Terminalia catappa) Di pantai, tanah kering berbatu dan regosol; di Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi
3. Hutan payau (mangrove) Api-api (Avicennia marina), Bogem (Sonneratia ovata) Nyirih agung (Xylocarpus granatum), Bako rayap (Rhizophora apiculata) dan Tumus (Bruguiera conjugata) Di pantai dan tepian sungai; dipengaruhi pasang surut air laut; terutama di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, Jawa


Permasalahan pelestarian Tumbuhan Obat Indonesia menurut Zuhud et al. (2001) disebabkan karena:
a) Kerusakan habitat,
b) Punahnya budaya dan pengetahuan tradisional penduduk asli/lokal di dalam atau sekitar hutan,
c) Pemanenan tumbuhan obat yang berlebihan. Adanya eksploitasi terhadap kayu yang sekaligus pohon tersebut yang juga merupakan spesies tumbuhan obat juga merupakan ancaman terhadap kelestarian tumbuhan obatnya. Sebagian besar areal konsesi hutan yang sudah diusahakan saat ini terdapat di tipe hutan hujan dataran rendah dimana 44% spesies tumbuhan obat penyebarannya terdapat di formasi hutan ini dan di areal hutan konversi (areal hutan yang bisa dirubah menjadi areal non-hutan seperti untuk perluasan lahan pertanian/ perkebunan, areal transmigrasi dan areal industri dll). Ancaman kelestarian plasma nutfah tumbuhan obat hutan tropika saat ini menurut Zuhud et al. (2001) sangat serius karena formasi hutan tropika dataran rendah selama 2 dekade belakangan ini mengalami kerusakan yang sangat parah, akibat eksploitasi kayu, perambahan hutan, kebakaran hutan, konversi hutan, perladangan berpindah dan lain-lain,
d) Ketidak seimbangan penawaran dan permintaan tumbuhan obat,
e) Lambatnya pengembangan budidaya tumbuhan obat Indonesia,
f) Rendahnya harga tumbuhan obat,
g) Kurangnya kebijakan dan peraturan perundangan pelestarian,
h) Kelembagaan pelestarian tumbuhan obat.
Namun, ironisnya Hutan yang merupakan sumber kehidupan tersebut sedang terancam punah dan terancam hal-hal yang merusak kelestariannya seperti penebangan hutan, pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan, perburuan hewan langka serta pencemaran lingkungan. Selain itu juga dampak buruk dari rusaknya kelestarian hutan lambat laun akan mengenai hidup manusia, seperti terganggunya kehidupan sosial, kebudayaan dan perekonomian masyarakat.
Hal ini memerlukan kepedulian semua pihak untuk menyelamatkan Sumber Daya Hutan yang saat ini menghadapi ancaman deforestasi dan degradasi. Bukti-bukti telah banyak disampaikan dan fakta pun telah banyak dikemukakan akan manfaat hutan dari segi ketersediaan tumbuhan obat yang banyak diperlukan dan dimanfaatkan bagi manusia. Akankah kita biarkan sumber daya alam kita yang notabene sangat banyak memberikan kontribusi bagi perikehidupan kita hancur luluh lantak tanpa ada keinginan untuk mempertahankannya? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing!!!

BEBERAPA TUMBUHAN OBAT DAN KHASIATNYA:


1. Pulai (Alstonia scholaris (L.) R.Br.)

Kegunaan:
Daun tumbuhan digunakan untuk pengobatan gangguan pencernaan, seperti: perut kembung, mules, diare, disentri, obat cacing, batuk, malaria, diabetes, tekanan darah tinggi, radang ginjal, untuk perempuan dalam masa nifas dan obat wazir.
Kulitnya yang berasa pahit digunakan pula sebagai tonikum dan meningkatkan nafsu makan, sedangkan getahnya digunakan untuk pengobatan penyakit kulit, borok, koreng dan bisul.




2. Meniran (Phyllanthus niruri L.)

Tumbuhan dari famili euphorbiaceae ini, air rebusannya diminum untuk melancarkan buang air kecil atau diuretik, untuk mengobat penyakit ginjal, seperti radang ginjal, infeksi dan batu di saluran kencing, melancarkan air seni dan menyembuhkan radang hati atau hepatitis, sakit kuning dan penyakit kelamin seperti kencing nanah.

Tumbuhan ini juga digunakan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit lainnya, seperti: kencing manis, batuk pada anak-anak, emenagog atau peluruh haid, malaria, diare dan radang usus, obat penyakit kulit seperti: eksim, panu, cacar dan herpes.



3. Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)
Kegunaan:
Di Indonesia, daun kumis kucing digunakan sebagai diuretik atau peluruh kencing, dan juga untuk pengobatan kencing manis, tekanan darah tinggi, aterosklerosis, radang ginjal, rematik, tonsilitis, epilepsi atau ayan, gangguan menstruasi, gonorea, sipilis, dan sebagainya.




4. Jambu biji (Psidium guajava L.)

Kegunaan:
Daun atau akar umumnya digunakan untuk pengobatan diare atau mencret, murus dan radang selaput lendir lambung dan usus. Buahnya digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah atau hiperkolesterolemia, dan kencing manis, sedangkan daunnya selain menurunkan kadar kolesterol dalam darah, juga digunakan untuk pengobatan keputihan.


5. Jahe (Zingiber officinale (Wild.) Rosc.)

Kegunaan:
Sejak dulu telah digunakan sebagai bahan ramuan obat tradisional atau bumbu makanan. Rimpangnya yang berasa pedas, hangat dan diaforetik atau mengeluarkan keringat, umumnya digunakan untuk meningkatkan nafsu makan, pengobatan influensa, gangguan saluran pernafasan, batuk, masuk angin, gangguan pencernaan atau mulas, diare, muntah-muntah, obat gosok penyakit encok, terkilir, bengkak, gatal-gatal, digigit ular, kolera dan difteri. Di samping itu juga digunakan sebagai bahan ramuan obat batuk dan luka.


6. Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f) Wallich ex Nees)

Di Indonesia dikenal sebagai bahan obat tradisional yang mempunyai sifat hepatoprotektif, antiinflamasi, antipiretik atau meredakan demam dan untuk penawar racun atau detoksikasi. Seluruh bagian tumbuhan sambiloto atau bersama-sama dengan kumis kucing digunakan pula untuk menyembuhkan sakit gula atau kencing manis.
Daun sambiloto yang rasanya pahit digunakan sebagai tonikum, menumbuhkan nafsu makan, untuk pengobatan radang tenggorokan, demam, malaria, tifus, sakit perut, disentri, difteri, gatal-gatal, eksema, radang usus buntu, gonorea atau kencing nanah, sifilis dan epilepsi atau ayan. Di samping itu daun sambiloto juga digunakan untuk menyembuhkan luka karena gigitan ular berbisa atau racun binatang lainnya.

sumber:agroteknologihimagrotek

tanaman yang bermanfaat untuk obat

1. TEMULAWAK
Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb) yang termasuk dalam keluarga Jahe (zingiberaceae), Temulawak ini sebagai tanaman obat asli Indonesia. Namun demikian Penyebaran tanaman Temulawak banyak tumbuh di pulau Jawa, Maluku dan Kalimantan. Karakteristik Temulawak tumbuh sebagai semak tanpa batang. Mulai dari pangkalnya sudah berupa tangkai daun yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 m s/d 2,5 m. Daunnya panjang bundar seperti daun pisang yang mana pelepah daunnya saling menutup membentuk batang. Tanaman ini dapat tumbuh subur di dataran rendah dengan ketinggian 750 m diatas permukaan laut, tanaman ini bisa dipanen setelah 8-12 bulan dengan ciri-ciri daun menguning seperti mau mati. Umbinya akan tumbuh di pangkal batang berwarna kuning gelap atau coklat muda dengan diameter panjang 15 cm dan 6 cm, baunya harum dan sedikit pahit agak pedas. temulawak sudah lama digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang kita untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal. Terakhir juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan darah sebagai antioksidan dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan tubuh. Dengan banyak manfaat yang nyata secara medis tersebut maka pemerintah mencanangkan “Gerakan Minum Temulawak” sejak 2 tahun yang lalu.
2. KUNYIT
Manfaat Tanaman Obat Kunyit. Kunyit merupakan tanaman obat berupa semak dan bersifat tahunan (perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar disekitar hutan/bekas kebun. Diperkirakan berasal dari Binar pada ketinggian 1300-1600 m dpl, ada juga yang mengatakan bahwa kunyit berasal dari India. Di daerah Jawa, kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.
3. KEJI BELING

Keji beling atau orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh”, sementara di tanah pasundan dikenal dengan sebutan “remek daging”, “reundeu beureum”, dan orang ternate menyebutnya dengan nama “lire”. Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsure mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tanaman ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Daun keji beling juga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang gatal tersebut. Untuk mengatasi diare (mencret), disentri, seluruh bagian dari tanaman ini direbus, selama lebih kurang setengah jam, kudian airnya diminum. Sama juga prosesnya untuk mengobati batu ginjal. Daun keji beling juga dapat mengatasi kencing manis dengan cara dimakan sebagai lalapan secara teratur setiap hari. Demikian pula untuk mengobai penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag dengan cara dimakan secara teratur.

Sambiloto (Andrographis paniculata), adalah sejenis tanaman herba dari famili Acanthaceae, yang berasal dari India dan Sri Lanka. Sambiloto juga dapat dijumpai di daerah lainnya, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, serta beberapa tempat di benua Amerika. Genus Andrographis memiliki 28 spesies herba, namun hanya sedikit yang berkhasiat medis, salah satunya adalah Andrographis paniculata (sambiloto). Daun sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton diterpenoid bisiklik. Senyawa kimia yang rasanya pahit ini pertama kali diisolasi oleh Gorter pada tahun1911. Andrographolide memiliki sifat melindungi hati (hepatoprotektif), dan terbukti mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Khasiat ini berkaitan erat dengan aktifitas enzim-enzim metabolik tertentu. Sambiloto telah lama dikenal memiliki khasiat medis. Ayurveda adalah salah satu sistem pengobatan India kuno yang mencantumkan sambiloto sebagai herba medis, dimana sambiloto disebut dengan nama Kalmegh pada Ayurveda. Selain berkhasiat melindungi hati, sambiloto juga dapat menekan pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa aktifnya, yakni Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin dependent kinase 4).
5. HANDEULEUM

HANDEULEUM (Graptopthyllum pictum [L.] Griff) Khasiat dan cara pengobatan: Wasir: 10 g daun handeuleum segar dicuci bersih lalu direbus dalam 2 gelas air sampai air rebusan tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum air rebusan pagi dan sore masing-masing ½ gelas. Memar: kulit batang dibersihkan lalu ditumbuk halus kemudian dibalurkan dan dibalut dengan perban pada daerah yang memar. Ganti 2 kali sehari. Sembelit: cuci 7 lembar daun lalu rebus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.

sumber:ekonoverio.wordpress.com

menanam segon

A. BOTANI SENGON



Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut :
Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa).
Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)
Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.
Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.
Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.
Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.
B. HABITAT SENGON
1. Tanah
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.
2. Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
2. Curah Hujan
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
Keragaman Penggunaan dan Manfaat Kayu sengon. Pohon sengon merupakan pohon yang serba guna. Dari mulai daun hingga perakarannya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan.
3. Daun
Daun Sengon, sebagaimana famili Mimosaceae lainnya merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dfan kambingmenyukai daun sengon tersebut.
4. Perakaran
Sistem perakaran sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri Rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi akar dan sekitarnya. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan openyediaan unsur nitrogen dalam tanah. Dengan demikian pohon sengon dapat membuat tanah disekitarnya menjadi lebih subur. Selanjutnya tanah ini dapat ditanami dengan tanaman palawija sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani penggarapnya.
5. Kayu
Bagian yang memberikan manfaat yang paling besar dari pohon sengon adalah batang kayunya. Dengan harga yang cukup menggiurkan saat ini sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengecoran semen dalam kontruksi, industri korek api, pensil, papan partikel, bahan baku industri pulp kertas dll.
a) Benih
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang dijadikan benih harus terjamin mutunya. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai berikut :
  • Kulit bersih berwarna coklat tua
  • Ukuran benih maksimum
  • Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
  • Bentuk benih masih utuh.
Selain penampakan visual tersebut, juga perlu diperhatikan daya tumbuh dan daya hidupnya, dengan memeriksa kondisi lembaga dan cadangan makanannya dengan mengupas benih tersebut. Jika lembaganya masih utuh dan cukup besar, maka daya tumbuhnya tinggi.
b) Kebutuhan Benih
Jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak ditanami dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan sederhana berikut :
Keterangan :
  • Luas kebun penanaman sengon 1 hektar (panjang= 100 m dan lebar= 100 m)
  • Jarak tanam 3 x 2 meter
  • Satu lubang satu benih sengon
  • Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
  • Daya tumbuh 60 %
  • Tingkat kematian selama di persemaian 15 %
Dengan demikian jumlah benih = 100 / 3 x 100/2 x 1 = 1.667 butir. Namun dengan memperhitungkan daya tumbuh dan tingkat kematiannnya, maka secara matematis dibutuhkan 3.705 butir. Sedangkan operasionalnya, untuk kebun seluas satu hektar dengan jarak tanam 3 x 2 meter dibutuhkan benih sengon kira-kira 92,62 gram, atau dibulatkan menjadi 100 gram.
c) Perlakuan benih
Sehubungan dengan biji sengon memiliki kulit yang liat dan tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum benih disemaikan , sebaiknya dilakukan treatment guna membangun perkecambahan benih tersebut, yaitu : Benih direndam dalam air panas mendidih (80 C) selama 15 – 30 menit. Setelah itu, benih direndam kembali dalam air dingin sekitar 24 jam, lalu ditiriskan. untuk selanjutnya benih siap untuk disemaikan.
d) Pemilihan Lokasi Persemaian
Keberhasilan persemaian benih sengon ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan tempat. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa persyaratan memilih tempat persemaian sebagai berikut :
  • Lokasi persemaian dipilih tempat yang datar atau dengan derajat kemiringan maksimum 5%
  • Diupayakan memilih lokasi yang memiliki sumber air yang mudah diperoleh sepanjang musim ( dekat dengan mata air, dekat sungai atau dekat persawahan).
  • Kondisi tanahnya gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandunh tanah liat.
  • Berdekatan dengan kebun penanaman dan jalan angkutan, guna menghindari kerusakan bibit pada waktu pengangkutan.
Untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah besar perlu dibangun persemaian yang didukung dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai, antara lain bangunan persemaian, sarana dan prasarana pendukung, sarana produksi tanaman dll. Selain itu ditunjang dengan ilmu pengetahuan yang cukup diandalkan.
Langkah-Langkah Penyemaian Benih Sengon
Terlepas dari kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung maka langkah-langkah penyemaian benih dapat dibagi benjadi tahap – tahap kegiatan sebagai berikut:
a) Penaburan
Kegiatan penaburan dilakukan dengan maksud untuk memperoleh prosentase kecambah yang maksimal dan menghasilkan kecambah yang sehat. Kualitas kecambah ini akan mendukung terhadap pertumbuhan bibit tanaman, kecambah yang baik akan menghasilkan bibit yang baik pula dan hal ini akan dapat membentuk tegakan yang berkualitas.
Bahan dan alat yang perlu diperhatikan dalam kegiatan penaburan adalah sebagai berikut :
  • Benih
  • Bedeng tabur/bedeng kecambah
  • Media Tabur, campuran pasir dengan tanah 1 : 1
  • Peralatan penyiraman
  • Tersedianya air yang cukupdan sebagainya.
Teknik pelaksanaan, bedeng tabur dibuat dari bahan kayu/bambu dengan atap rumbia dengan ukuran bak tabur 5 x 1 m ukuran tinggi naungan depan 75 cm belakang 50 cm.. kemudian bedeng tabur disi dengan media tabur setebal 10 cm , usahakan agar media tabur ini bebas dari kotoran/sampah untuk menghindari timbulnya penyakit pada kecambah.
Penaburan benih pada media tabur dilakukan setelah benih mendapat perlakuan guna mempercepat proses berkecambah dan memperoleh prosen kecambah yang maksimal. Penaburaan dilakukan pada waktu pagi hari atau sore hari untuk menghindari terjadinya penguapan yang berlebihan.
Penaburan ini ditempatkan pada larikan yang sudah dibuat sebelumnya, ukuran larikan tabur ini berjara 5 cm antar larikan dengan kedalaman kira – kira 2,0 cm. Usahakan benih tidak saling tumpang tindih agar pertumbuhan kecambah tidak bertumpuk. Setelah kecambah berumur 7 – 10 hari maka kecambah siap untuk dilakukan penyapihan.
D. PENYAPIHAN BIBIT
Langkah-langkah kegiatan penyapihan bibit antara lain adalah :
  • Siapkan kantong plastik ukuran 10 x 20 cm, dan dilubangi kecil-kecil sekitar 2 – 4 lubang pada bagian sisi-sisinya.
  • Masukkan media tanam yang berupa campuran tanah subur, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Jika tanah cukup gembur, jumlah pasir dikurangi.
  • Setelah media tanam tercampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plasitk setinggi ¾ bagian, barulah kecambah sengon ditanam, setiap kantong diberi satu batang kecambah.
  • Kantong plastik yang telah berisi anakan, diletakkan dibawah para-para yang diberi atap jerami atau daun kelapa, agar tidak langsung tersengat terik matahari.
  • Pada masa pertumbuhan anakan semai sampai pada saat kondisi bibit layak untuk ditanam di lapangan perlu dilakukan pemeliharaan secara intensif.
Untuk pemeliharaan, semprotkan POC NASA secara teratur setidaknya seminggu sekali untuk meningkatkan kualitas bibit tanaman sengon.
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit dipersemaian adalah sebagai berikut :
E. PENYIRAMAN
Penyiraman yang optimum akan memberikan pertumbuhan yang optimum pada semai / bibit. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari maupun siang hari dengan menggunakan nozle. Selanjutnya pada kondisi tertentu, penyiraman dapat dilakukan lebih banyak dari keadaan normal, yaitu pada saat bibit baru dipindah dari naungan ke areal terbuka dan hari yang panas.
F. PEMUPUKAN
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan larutan “gir”. Adapun pembuatan larutan “gir” adalah sebagai berikut :
  • Siapkan drum bekas dan separuh volumenya diisi pupuk kandang.
  • Tambahkan air sampai volumenya ¾ bagian.
  • Tambahkan 15 kg TSP, lalu diaduk rata.
  • Tambahkan 500 gr pupuk SUPERNASA.
  • Biarkan selama seminggu dan setelah itu digunakan untuk pemupukan.
Dosis pemupukan sebanyak 2 sendok makan per 2 minggu, pada umur 6 bulan, ketika tingginya 70 – 125 cm, bibit siap dipindahkan ke kebun.
G. PENYULAMAN
Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya.
H. PENYIANGAN
Penyiangan terhadap gulma, dilakukan dengan mencabut satu per satu dan bila perlu dibantu dengan alat pencungkil, namun dilakukan hati –hati agar jangan sampai akar bibit terganggu.
I. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Beberapa hama yang biasa menyerang bibit adalah semut, tikus rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit yang disebabkan oleh cendawan.
Untuk mengatasi serangan cendawan atau jamur pada tanaman bibit sengon bisa diantisipasi pada saat awal pembenihan. Caranya dengan menggunakan GLIOGLIO merupakan produk pengendali hama & penyakit tanaman dari PT. Natural Nusantara.
Natural GLIO mampu menghancurkan inokulum sumber infeksi penyakit tanaman, mencegah sumber infeksi penyakit menyebar kembali dengan kolonisasi tanah oleh Natural GLIO, mampu melindungi perkecambahan biji dan akar-akar tanaman dari sumber infeksi penyakit, aman terhadap lingkungan, manusia dan hewan, selaras dengan keseimbangan alam, mudah dan murah.
Natural GLIO bersifat Hiperparasit terhadap pathogen penyakit tanaman, sehingga terjadi persaingan tempat hidup dan nutrisi. Natural GLIO mengeluarkan zat antibiotik yaitu Gliovirin dan Viridin yang akan mematikan pathogen penyebab penyakit tanaman dan Natural GLIO ini akan berkembang terus mengkolonisasi melindungi tanaman dari gangguan pathogen.
Petunjuk Aplikasi :
  • 1 bungkus GLIO dicampur pupuk kandang/kompos 25-50 kg, diamkan kurang lebih 1 minggu dalam kondisi lembab, baru kemudian digunakan sebagai pupuk dasar.
  • Untuk tanaman yang sudah terinfeksi penyakit, jika terjadi gejala serangan pathogen, maka 1 bungkusGLIO dicampur pupuk kandang matang atau kompos 2-3 kg lalu diamkan kurang lebih 1 minggu baru digunakan. Dosis 2-3 sendok makan pada tanaman terserang.
1. Seleksi bibit
Kegiatan seleksi bibit merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum bibit dimutasikan kelapangan, maksudnya yaitu mengelompokan bibit yang baik dari bibit yang kurang baik pertumbuhannya. Bibit yang baik merupakan prioritas pertama yang bisa dimutasikan kelapangan untuk ditanam sedangkan bibit yang kurang baik pertumbuhannya dilakukan pemeliharaan yang lebih intensip guna memacu pertumbuhan bibit sehingga diharapkan pada saat waktu tanam tiba kondisi bibit mempunyai kualitas yang merata.
2. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan pada prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyipan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu ruang tumbuh tanaman.
Pengolahan tanah, dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak (sesuai dengan kebutuhan).
3. Penanaman
Jenis kegiatan yang dilakukan berupa :
  • Pembuatan dan pemasangan ajir tanam : Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangangan ajir dimaksudkan untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan.
  • Pembuatan lobang tanam. Lobang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm tepat pada ajir yang sudah terpasang.
  • Pengangkutan bibit, ada dua macam pengangkutan bibit yaitu pengankuatan bibit dari lokasi persemaian ketempat penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit dari tempat penampungan sementara ke tempat penanaman.
  • Penanaman bibit, pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.
4. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan :
  • Penyulaman, yaitu penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2-4 minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama (sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang intensif.
  • Penyiangan. Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengancara membersihkan gulma yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap unsur hara dapat berjalan secara optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. Penyiangan dilakukan pada tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh.
  • Pendangiran. Pendangiran yaitu usaha mengemburkan tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang berguna bagi pertumbuhan tanman.
  • Pemangkasan. Melakukan pemotongan cabang pohon yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
  • Penjarangan. Penjarangan dillakukan untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih leluasa bagi tanaman sengon yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun, Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang 332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha ) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan ditebang pada akhir daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon sengon menurut sistem “untu walang” (gigi belakang) yaitu : dengan menebang selang satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman.
Sesuai dengan daur tebang tanaman sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan tanaman. Pemeliharaan tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang. Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan prekuensi penjarangan disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.

sumber:produknaturalnusantara.com